raja yang diceritakan dalam parasasti ciareteun adalah
IPS
tiara18021
Pertanyaan
raja yang diceritakan dalam parasasti ciareteun adalah
2 Jawaban
-
1. Jawaban azisnurlika
mungkin punawarman
maaf kalau salah -
2. Jawaban khusnul3369
Prasasti Ciaruteunatau prasasti Ciampea ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, tidak jauh dari sungaiCi Sadane,Bogor. Prasasti tersebut merupakan peninggalan kerajaanTarumanagara.[1]:15LokasiSalinan Prasasti Ciaruteun diMuseum Sejarah Jakarta.Prasasti Ciaruteun terletak di DesaCiaruteun Ilir, kecamatanCibungbulang,Kabupaten Bogor; tepatnya pada koordinat 6°31’23,6”LSdan 106°41’28,2”BT. Lokasi ini terletak sekitar 19 kilometer sebelah Barat Laut dari pusat kotaBogor.Tempat ditemukannya prasasti ini merupakan bukit (bahasa Sunda:pasir) yang diapit oleh tiga sungai:Ci Sadane,Ci AntendanCi Aruteun. Sampaiabad ke-19, tempat ini masih dilaporkan sebagai Pasir Muara, yang termasuk dalam tanah swasta Tjampéa (=Ciampea, namun sekarang termasuk wilayahKecamatan Cibungbulang). Tak jauh dari prasasti ini, masih dalam kawasan Ciaruteun terdapatPrasasti Kebonkopi I.MenurutPustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantaraparwa 2, sarga 3, halaman 161 disebutkan bahwa Tarumanagara mempunyarajamandala(wilayah bawahan) yang dinamai "Pasir Muhara".PenemuanPada tahun 1863 diHindia Belanda, sebuahbatu besar dengan ukiran aksara purba dilaporkan ditemukan di dekat Tjampea (Ciampea), tak jauh dari Buitenzorg (kini Bogor). Batu berukir itu ditemukan di Kampung Muara, di aliran sungai Ciaruteun, salah satu anaksungai Cisadane.[1]:15Segera pada tahun yang sama, Prasasti Ciaruteun dilaporkan oleh pemimpin Bataaviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) di Batavia. Akibat banjir besar pada tahun 1893 batu prasasti ini terhanyutkan beberapa meter ke hilir dan bagian batu yang bertulisan menjadi terbalik posisinya ke bawah. Kemudian pada tahun 1903 prasasti ini dipindahkan ketempat semula.Pada tahun 1981 Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengangkat dan memindahkan prasasti batu ini agar tidak terulang terseret banjir bandang. Selain itu prasasti ini kini dilindungi bangunan pendopo, untuk melindungi prasasti ini dari curah hujan dan cuaca, serta melindunginyadari tangan jahil. Replika berupa cetakan resin dari prasasti ini kini disimpan di tiga museum, yaituMuseum Nasional IndonesiadanMuseum Sejarah Jakartadi Jakarta danMuseum Sri Badugadi Bandung.[1]:16BahanPrasasti Ciaruteun dibuat dari batu kali ataubatu alam. Batu ini berbobot delapan ton dan berukuran 200 cm kali 150 cm.[1]:16IsiTulisan pada batu prasasti yang asli di tempatnya yang baru diCiaruteun IlirPrasasti Ciaruteun bergoreskan aksaraPallawayang disusun dalam bentuk selokabahasa Sanskertadengan metrum Anustubh yang terdiri dari empat baris dan pada bagian atas tulisan terdapat pahatan sepasang telapak kaki, gambar umbi dan sulur-suluran (pilin) danlaba-laba.Teks:vikkrantasyavanipat ehsrimatah purnnavarmmanahtarumanagarendrasyavisnoriva padadvayamTerjemahan:“Inilah (tanda) sepasang telapakkakiyang seperti kakiDewa Wisnu(pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawarmman, raja di negri Taruma, raja yang gagah beranidi dunia”.Cap telapak kaki melambangkan kekuasaanraja atas daerah tempat ditemukannya prasasti tersebut. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan Dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. Penggunaan cetakan telapak kaki pada masa itu mungkin dimaksudkan sebagai tanda keaslian, mirip dengan tanda tangan zaman sekarang. Hal ini mungkin sebagai tanda kepemilikan atastanah.
#Maaf kalo salah